Translate

Apakah ACFTA Persoalan?

Berikut adalah komentar aktivis massa Buruh yang telah berkutat sekian lama dalam dunia gerakan, ketika redaksi Bandung Melawan meminta tulisan mengenai ACFTA. Atas kegelisahannya, saya pikir tulisan ini perlu untuk kita renungkan bersama.

Bung....
Sebenarnya saya males mendiskusikan ACFTA – tentu konteks pembicaraan ini karena kita kumpul dengan kelompok aktivis gerakan perubahan. Mengapa? Problem yang kita hadapi sebenarnya bukan pada ACFTA-nya.

Tapi menurutku (itu kalau kita mau berkaca dengan sejarah) kondisi carut marutnya negara kita ini (kita bisa muak, pilu, marah....dst) akibat dari selalu terputusnya perjuangan rakyat oleh kepentingan-kepen-tingan pribadi atau kelompok.
Lihat saja, aktivis angkatan 66, dalam perjalanannya kemudian menjadi penindas dan menjadi antek kaum kapitalis, aktivis malari akhirnya jadi selebritis di LSM, aktivis 98 hampir ga ada bekasnya.

Kalau melihat dari sisi itu, menurutku menjadi lebih pas dalam upaya melakukan perubahan jikalau yang selalu kita bahas dan hakimi adalah kelemahan-kelemahan kelompok gerakan ini. Sehingga ke depan kita bisa merangkai berbagai elemen gerakan dalam satu garis sejarah gerakan.

Coba Bung lihat…

Ada masalah apa sehingga gerakan di Indonesia ini selalu terputus dari gerakan sebelumnya ? Sementara itu kaum penindas selalu meng up grade diri mereka dengan berbagai kapasitas diri agar mereka mampu meng- hegemoni, merepresi dan mendominasi rakyat.

Bung, …

Saya pernah diskusi dengan temen-teman lamaku (beberapa orang dari mereka telah meninggal – ada yang dibunuh, ada yang digerogoti kanker, dll, ada juga yang hilang), di antara yang saya ingat adalah bahwa pada gerakan rakyat yang dibangun, ternyata belum ada kelompok/orang yang cukup mampu merangkai berbagai elemen gerakan itu sendiri sehingga gerakannya sinergi dan berkelanjutan. Tetapi masing-masing kelompok lebih suka mengedepankan perbedaan-perbedaan kecil, kemudian berkembang menjadi jarak yang semakin melebar dan tidak jarang menjadi konflik.

Bung, …

Kalau terus demikian, gerakan ini, kapan bisa menguasai? Tentu menguasai dengan maksud membuat peradaban ini lebih adil dan makmur, menghargai harkat dan martabat setiap manusia, dsb-dsb. Kita selalu berbicara demokrasi, tapi kita mungkin di internal masing-masing belum mampu berdemokrasi. Maka kita saksikan perpecahan-perpecahan dalam kelompok. Itu semua menurutku karena kelompok-kelompok gerakan tersebut tidak memiliki pemimpin yang handal. Bagaimana kalau rezim yang ada tumbang? Kita butuh pemimpin yang dipercaya oleh semua, dan mampu memimpin semua. Gerakan harus siap untuk itu. Jangan seperti 98, rezim tumbang, ternyata kelompok gerakan tidak bisa ambil alih.

Bung, …

Punten untuk semua tadi. Karena saya melihat – tentu dengan kejumudan saya – ini semua masa lalu gerakan dan kita bagian di dalamnya. Maka saya berkeyakinan bahwa kita bisa lakukan ke depan dengan lebih baik.

from: uing_sm@yahoo.co.id

to: bandung.melawan@gmail.com

bm#2.April.2010[gallery]

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2012 Berkawan untuk MelawanTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.